HUBUNGAN HARAPAN DAN KEBERHASILAN

Disusun
oleh:
Aulia
Budiman (11315143)
Fakultas
:
Teknik
Sipil dan Perencanaan
Mata
kuliah :
Ilmu
Budaya Dasar
Universitas
Gunadarma
2015
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah
manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu
yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau
dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai
sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi
dan tujuan. Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia
sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga
berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah
rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya,
harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk
meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan
dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita
punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita
maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan.
B. Tujuan
Penulisan
Penulisan
makalah ini mempunyai tujuan antara lain
:
1.
Mengetahui dan memahami makna harapan
2.
Mengetahui dan memahami makna manusia dan harapan
3. Memahami harapan terakhir
C. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat antara
lain :
1.
Apa Pengertian dan makna harapan
2.
Manusia dan Harapan
3.
Apa Harapan terakhir terakhir Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Makna Harapan
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat
diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan
jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Harapan
juga berarti angan – angan. Angan – angan yang tinggi tidaklah berguna apabila
tidak dibarengi dengan suatu usaha yang mantap. Kita smua mempunyai angan –
angan untuk hidup bahagia namun bila angan- angan yang baik itu tidak
terwujudkan tentu kita akan lebih masuk kejurang kekecewaan.
Menurut
kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan, yaitu dorongan kodrat serta
dorongan kebutuhan hidup. Terkait dengan kebutuhan manusia tersebut, Abraham
Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam atau disebut juga
lima harapan manusia, yaitu :
1.
Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.
Harapan untuk memperoleh keamanan
3.
Hak untuk mencintai dan dicintai
4.
Harapan diterima lingkungan
5.
Harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam
mencukupi kebutuhan kodrat mau pun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.
Bekerja
dan bertindak dan disertai dengan harapan di dalam hati adalah hal yang membawa
hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan
selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen. Harapan tidak bisa
mengganti tindakan. Kerjakan apa yang harus dikerjakan , ada atau tidak
ada harapan. Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang
memungkinkan harapan itu terwujud.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang balk fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan clan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan
manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa
manusia mempunyai bemacam-macamt kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada
garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan,
kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisilc/jasmaniah maupun
kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
C. Manusia dan
Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka
harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan
yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya
dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau
meningkat.
Harapan
itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai
berikut:
1)
Harapan apa yang baik
2)
Bagaimana mencapai harapan itu
3) Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat
tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara
dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari
ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Kita
harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata
pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal
itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap, tetapi kita harus
bertindak.
D. Harapan
Terakhir
Menurut
Aristoteles, kehidupan ini berasal dari generatio spontanea, artinya kehidupan
itu terjadi dengan sendirinya. Aristoteles pada zamannya belum sampai pada
pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan jagad raya ini berasal dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh
dengan mencukupi kebutuhan hidup yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan
rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang sifatnya rohani, khususnya keagamaan.
Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama seseorang, maka semakin yakinlah
mereka, bahwa semua manusia akhirnya akan meninggal dan kembali kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa. Dunia yang serba gemerlap akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam
akhirat yang abadi.
Dengan pengetahuan dan pengertian agama
tentang kehidupan abadi setelah orang meninggal, manusia menjalankan ibadahnya.
Ia menjalankan perintah Tuhan melalui agama, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia
menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk kecil yang tidak akan berdaya
terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkan
demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di
neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah
yang merupakan harapan terakhir manusia.
Mulai
hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya.
Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda.
E. Contoh –
contoh Harapan
1. seorang
siswa yang ingin mengikuti ujian nasional berharap akan mendapatkan nilai Ujian
dengan nilai yang baik
2. seorang
bisnisman yang berharap memenangkan tander bagi perusahaannya
3. seorang
ibu yang berharap anaknya menjadi anak yang sukses dan berguna bagi lingkungan
dan bangsanya
4. seorang mahasiswa yang berharap mendapatkan
nilai IPK yang tinggi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam hubungannya dengan manusia, harapan sangat erat keterkaitannya yakni
keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud, sesuatu yang hendak kita raih terpampang dimuka dan selalu diiringi
dengan usaha serta berdoa kepada Sang Pencipta agar diberikan kemudahan dalam mewujudkan
harapan.
Harapan
merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi
hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan. Bekerja dan bertindak
dan disertai dengan harapan di dalam hati adalah hal yang membawa hasil.
Kombinasi yang sempurna. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. untuk mewujudkan
harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
4)
Harapan apa yang baik
5)
Bagaimana mencapai harapan itu
6) Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai
B. Saran
Manusia
akan semakin terjebak dengan rutinitas kehidupan jika tidak segera menyadari
itu semua. Yang penting kita semua bisa belajar untuk hidup dan hidupp untuk
belajar.
Mulai
hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya.
Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah,
Erick. 2010. Cara Berpikir Positif.
ST book. Bandung