Kamis, 10 Januari 2019

Pengaruh Pemasangan Peredam Getaran Eksternal Tipe Viscous terhadap Kinerja Struktur Gedung (Universitas Gunadarma Riview)


Pengaruh Pemasangan Peredam Getaran Eksternal Tipe Viscous  terhadap Kinerja Struktur Gedung (Universitas Gunadarma Riview)
Metode konvensional lainnya untuk mengatasi energi getaran gempa dengan merencanakan mekanisme pembentukan sendi plastis (plastifikasi) pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan yang dikenal dengan metode desain kapasitas. Pembentukan sendi plastis menuntut deformasi yang besar dan daktilitas yang tinggi. Kedua metode ini potensial memerlukan elemen struktur yang relatif besar, dan daktilitas yang tinggi. Disisi lain struktur-struktur sensitif seperti rumah sakit, struktur penyimpan bahan bakar minyak atau radioktif, deformasi yang besar saat gempa kuat terjadi perlu dibatasi dan gaya inersia yang besar perlu dihindari, yang belum diakomudir oleh metode desain konvensional. metode baru untuk mengatasi energi getaran gempa yang besar pada struktur gedung, yaitu dengan memasang peredam getaran eksternal.Terdapat beberapa tipe peredam getaran eksternal salah satunya Bracing Viscous Damper, pada peredam ini energi gempa yang masuk ke dalam struktur akan didisipasi melalui pergerakan piston di dalam cairan Viscous. Meode ini akan menghasilkan gaya redaman yang sebanding dengan kecepatan gerak translasi lantai tingkat gedung. Dan jika dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya metode ini relatif dapat mereduksi energi getaran gempa yang cukup besar pada struktur gedung. Energi yang didisipasi ini selanjutnya akan mempengaruhi respon dan kinerja struktur gedung. Jenis dan konfigurasi pemasangan Peredam Getaran Eksternal pada struktur gedung berpengaruh pada Seimik Performance Struktur, sehingga penelitian mengenai hal tersebut hingga saat ini masih intensif  dilakukan. Model konfigurasi pemasangan peredam getaran eksternal (PGE) yang pada mulanya hanya berupa  diagonal.

Gambar 1. Berbagai Konfigurasi Pemasangan Peredam Getaran Eksternal Tipe Viscous Dumper
(Ani N. Sigaher and Michael C.Constatinou 2003)
Konvigurasi struktur simetri setinggi enam lantai menggunakan struktur rangka beton bertulang. Pemasangan peredam eksternal Bracing Viscous Dumper hanya pada sisi bidang luar bagian tengah setinggi lantai gedung seperti pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Denah Dan Model Gedung Tanpa dan Dengan Ber-Peredam Getaran Eksternal Bresing Viscous

Tabel 1. Dimensi Balok dan Kolom
Elemen Struktur
Dimensi (mm)
1. Balok Induk
300x500
2. Balok atap
300x450
3. Kolom level 1-2
500x500
4. Kolom level 3-6
450x450

Tabel 2. Dimensi Gedung dan Parameter Damper Viscous
Parameter Gedung
Parameter Damper Viscous
1. Tebal Pelat lantai = 130 cm
1. Damping exponent α = 1
2. Tinggi Lantai (seragam) = 4 m
2. Damping Coefisien  Cd= 1250 kN/(m/s)α
3. Jumlah Lantai = 6
3. Gaya damping max yang di izinkan,FD = 1200 kN
4. Mutu beton fc’= 30 Mpa, 
4. Deformasi max Damping yang diizinkan : Δ = 150 mm
5. Mutu Baja fy = 380 Mpa, fy = 240 (sengkang)
5. Sudut posisi Dumper (θ = 39 0) terhadap horizontal
6. Fungsi bangunan : kantor
6. Jarak antara kolom arah x dan y = 6 m

Gambar 3. Tipikal Viscous Damper

Gambar 4. Fluid Viscous Dumper 
Tabel 3. Batas Deformasi Bangunan gedung (Sumber ATC-40)
Tingkat Kinerja




Interstory Drift Limit Structural (Batas Simpangan Maksimum)
Immeiate Occupancy
Demage Control
Life Safety
Structural Stability
Maksimum total driff
(Simpangan total Maks)
0,01
0,01-0,02
0,02
0,33.Vi/Pi
Maksimum Inelastic Driff
(Simpangan Non elastic maks)
0,055
0,005-0,015
No Limit
No Limit

Tabel 4. Tingkat Kinerja Struktur (Sumber ATC-40)
No
Tingkat Kinerja
Uraian
1
2
3
4
5
6
SP-1
SP-2
SP-3
SP-4
SP-5
SP-6
Immediate Occupancy (Penggunaan sedang)
Demage Control (control kerusakan)
Life Safety (Aman untuk dihuni)
Limited Safety (keamanan Terbatas)
Structural Stability (Stabilitas struktur)
No Considerable (Tidak diperhitungkan)
Dalam analysis Pushover, harga perpindahan maksimum dan gaya geser dasar yang terjadi sebelum struktur gedung runtuh disebut titik kinerja (Performance Point). Penentuan titik kinerja mengacu pada penjelasan dalam ATC-40, FEMA 356, FEMA 440, dan SNI-3-1726-2012. Dalam pemodelan gedung faktor reduksi gempa diambil (R= 3,5) dan daktilitas asumsi awal (μ = 2,1). Berdasarkan analisis struktur akan dihasilkan dimensi dan detail tulangan balok, kolom dan pelat. Detail tulangan yang merupakan keluaran program digunakan sebagai input model penampang, dan dengan bantuan program Respon -2000 akan diperoleh grafik Momen-Curvature. Grafik tersebut dianalisis untuk memperoleh nilai Property Hinge penampang balok dengan berbagai detail tulangan tertentu. Nilai Property Hinge kolom adalah sesuai dengan nilai default program. Beban gravitasi menjadi input load-control pushover dan beban lateral gempa monotonik ditingkatkan sampai simpangan atap struktur mencapai nilai tertentu (Displacement-Controlled). 
Dalam tahap pertama dilakukan analsisi pushover pada gedung tanpa redaman eksternal. Model mendapat beban gempa Respon Spektra gempa wilayah Cimahi tanah sedang sesuai definisi function respon spectra NEHRP-97, Tahap selanjutnya dilakukan analisis Pushover pada gedung ber-peredam ekasternal Bracing Viscous. Hasil analisis Pushover kemudian dibandingkan untuk memperoleh informasi perbedaan kinerja dari kedua model tersebut. Disain dimensi dan detail tulangan balok, kolom dan pelat mengacu pada SNI-03-2847-2013 dengan nilai faktor-faktor reduksi yang digunakan dalam proses desain beton bertulang dalam program telah disesuaikan, yaitu: Φ (tarik lentur) = 0,8, Φ (tarik terkekang) = 0,7, Φ (tekan spiral) = 0,75, Φ (geser) = 0,6.

Tabel 5. Hasil Detail Tulangan Balok Pada Setiap Lantai

Balok Pinggir                                                      Balok Tengah

Lantai
Tulangan tumpuan
Tulangan lapangan
Tulanagan tumpuan
Tulangan tumpuan
Tulangan lapangan
Tulanagan Tumpuan
1

2

3

4

5

6
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
2D19
2D19
3D19
2D19
4D19
2D19
4D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
2D19
3D19
2D19
4D19
2D19
4D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
1.                Penentuan Koefisien Redaman yang Digunakan 
Nilai koefisien redaman (C) yang akan di dipasang pada Damper Viscous didasarkan pada analisis struktur tanpa redaman (Damper), yaitu berdasarkan data-data berikut: Mode Shape Ф, Drif Modal, sudut Bresing Dumper, dan masa setiap lantai.


cos θ
Drif modal {φr}1
({φr}1)2
(Cos θ)2*({φr}12)
mi
(kg)
Mode Shape 1 (Ф1)2
mi*(Ф1)2
0.781
0.08
0.0064
0.0039
20652.6095
1
20652.6095
0.781
0.13
0.0169
0.0103
33394.2897
0.8464
28264.9268
0.781
0.19
0.0361
0.0220
33394.2897
0.6241
20841.3762
0.781
0.22
0.0484
0.0295
33719.8314
0.36
12139.1393
0.781
0.23
0.0529
0.0322
34089.4729
0.1444
4922.519887
0.781
0.15
0.0225
0.0137
34089.4729
0.0225
767.0131403



0.1117


87587.58483

Tabel 7. Respon Struktur Pada Perpindahan Dan Kecepatan Maksimum

Respon truktur pada perpindahan maksimum
Respon truktur pada kecepatan maksimum
Lantai
Percepatan (g)
Gaya
Lateral
(kN)
Gaya Geser Tingkat (kN)
Perpindahan Absolut (mm)
Perpindahan antara
Lantai (mm)
Kecepatan antara Ujung Damper
(mm/s)
1
0,258
106.973
106.973
214.12
17.44
66.89
2
0,485
158.884
265.857
196.68
27.58
105.79
3
0,417
136.608
402.465
169.10
40.96
157.12
4
0,316
104.530
506.995
128.14
47.04
180.44
5
0,200
66.883
573.878
81.10
49.07
183.23
6
0,079
26.418
600.296
32.03
32.03
122.86


Gambar 5. Penempatan Damper Pada Struktur
2.               Evaluasi Kinerja Struktur
Kinerja struktur dievaluasi dengan menggunakan Performance Based Seismic Design. Titik Kinerja struktur diperoleh dengan analisis nonlinier Pushover. Karena struktur semua model simetri pada arah sumbu X dan sumbu Y, maka hasil analisis adalah sama pada kedua arah tersebut. Kinerja Struktur Tanpa dan dengan Damper.
Tabel 9. Hasil Analisis Pushover
Step
Displacement
Base Force
A-B
B-IO
IO-LS
LS-CP
CP-C
C-D
D-E
>E
Total
0
0.0000
0.0000
744
1
0
0
0
0
0
0
745
1
25.4535
623.8180
667
35
43
0
0
0
0
0
745
2
124.2843
1883.8777
618
71
46
10
0
0
0
0
745
3
165.3795
2222.3784
576
93
58
18
0
0
0
0
745
4
184.3703
2299.2354
564
27
64
72
16
2
0
0
745
5
250.2134
2470.0459
563
28
64
72
12
0
0
6
745
6
250.2237
2179.4224
562
29
64
72
8
4
0
6
745
7
253.0199
2225.3755
561
30
64
72
6
0
0
12
745
8
253.0303
2021.4014
557
34
62
74
6
0
0
12
745
9
260.7849
2125.4690
557
34
62
74
6
0
0
12
745
10
139.7162
242.4222
745
0
0
0
0
0
0
0
745
Titik leleh terjadi pada step ke-2 dan titik keruntuhan pada step ke-7. Nilai daktilitas yang diperoleh μ = 253,0199//124,2843 = 2.03, sesuai nilai daktilitas asumsi awal 2,1. Nilai gaya geser dasar saat terjadi target perpindahan dihitung dengan interpolasi berdasarkan data Tabel 9. Maka pada struktur tanpa redaman eksternal (Damper), saat terjadi perpindahan sebesar 169.88 mm, gaya geser dasar yang dialami adalah 2240 kN, Pada kondisi tersebut minimal telah terdapat 58 sendi plastis ditingkat Immediate Occupancy, 18 sendi plastis ditingkat Life Safety,. Demikian pula untuk struktur berperedam, saat terjadi perpindahan sebesar 121,438 mm, gaya geser dasar 1847,58 kN, dan minimal telah terdapat 46 sendi plastis di tingkat Immediate Occupancy dan 10 sendi plastis ditingkat Life Safety. Artinya baik tanpa dan dengan ber-peredam eksternal, struktur telah memasuki kondisi inelastik.
 
Gambar 6. (a) dan (b) Distribusi Sendi Plastis Yang Terjadi Saat Target Perpindahan Dicapai, (c) Distribusi Sendi Plastis Saat Runtuh
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada model struktur gedung tanpa dan ber-peredam eksternal diperoleh kesimpulan:
1.       Peredam getaran eksternal Tipe Bresing Viscous Damper  mereduksi besar simpangan lateral maksimum lantai, dan mereduksi simpangan time history akibat beban gempa, juga mereduksi besar gaya geser tingkat (shear story)
2.       Struktur berperedam ekternal Bresing Viscous Damper mempunyai titik kinerja (Perfomance point) yang lebih kecil jika dibanding dengan tanpa peredam.
Tanpa peredam: V= 2240,6 kN, D = 169,88 mm,  Tef = 1,789 s,  βef = 0,182
Berperedam : V= 1847,58 kN, D = 121,438 mm,  Tef = 1,646 s,  βef = 0,334
Hal ini menunjukan model struktur tanpa peredam akan menahan beban gempa yang lebih besar. Pemasangan peredam getaran ekternal Bresing Viscous Damper pada posisi silang diagonal sangat efektif dalam mereduksi gaya geser tingkat saat struktur melewati titik keseimbangan dalam gerak sikliknya, namun tidak efektif mereduksi gaya geser tingkat saat berada di simpangan terjauh atau pada percepatan maksimumnya. Level kinerja struktur tanpa peredam masuk pada criteria Demage Control, sedangkan struktur berperredam masuk pada Immediate Occupancy (IO), semua syarat kinerja memenuhi ketentuan FEMA-273 dan ATC-40. Level kinerja struktur berperedam lebih baik dibanding tanpa peredam.Pemasangan peredam eksternal viscous damper pada Struktur gedung yang dibangun di wilayah rawan gempa akan mereduksi gaya gempa yang masuk ke dalam struktur sehingga tingkat keamanan terhadap keruntuhan gedung lebih tinggi.

Daftar Pustaka
 Ani N. Sigaher and Michael C.Constatinou 2003, Scissor-Jack-Damper Energy Dissipation System, Earth Quake    Spektra Volum 1No.1 February 2003.
Applied Technology Council (1995). Structural Respone Modification Faktors (ATC 19). Redwood, USA. 
Applied Technology Council (1996). Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings (ATC40), Redwood, USAChopra, Anil K., Dynamics of Structures: Theory and Applications to Earthquake Engineering, Prentice Hall, New  Jersey, 1995.
Dauglas P.Taylor and Michael C.Constatinou 2007, “Fluid Dampers For Applications of Seismic Energy Dissipation And Seismic Isolation”, www. Taylordevices.com/Tech-paper-Archieve/../42-Fluiddamper.pd
FEMA, (1997), NEHRP Guidelines and commentary for the seismic Rehabilitation of Building, Report No.273 and 274, October, Wasinton DC
Sumber

NAMA : AULIA BUDIMAN
NPM : 11315143
KELAS : 4TA03
NAMA DOSEN : I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA
NAMA JURUSAN & UNIVERSIAS: TEKNIK SIPIL & GUNADARMA