MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“Hubungan Manusia dan
Kebudayaan”
Oleh :
AULIA BUDIMAN (NPM
:11315143)
KELAS : 1TA03
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERNCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015
A. Latar Belakang
Manusia
disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena
yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan
adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan
dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan
sekitar. Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab
yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak
menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi
budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan
bersama solusinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan
beradab?
2. Apa yang dimaksud manusia yang beradab ?
3. Apa saja problematika manusia sebagai makhluk
berbudaya dan beradab?
C. Tujuan
1.
Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk
berbudaya dan beradab.
2.
Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang
beradab.
3.
Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan
manusia sebagai makhluk yang berbudaya
dan beradab.
D. Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang
timbul berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
A. Pengertian kebudayaan menurut para ahli
1. EB Taylor,
Primitive Culture, 1871
Kebudayaan adalah
keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt,
serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah
budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
3. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala
sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat
istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan
dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
didapat melalui pendidikan formal atau informal
Kebudayaan adalah
keseluruhan warisan social yang dapat dipandang sebagai hasil karya yang
tersusun menurut tata tertib teratur, baik berupa kebendaan, kemahiran teknik,
pikiran dan gagasan, kebiasaan, nilai-nilai tertentu, organisasi tertentu, dsb
(Ensiklopedia Umum).
A. Pengertian Manusia
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi
oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal
dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak
dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”.
Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Culture, merupakan istilah
bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin
“colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani).
Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan
adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
C. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia
adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya.
Berbudaya
merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang
paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain
itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan
bagi semua makhluk Tuhan
Dengan
berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang
dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn
(1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip
Berbeda
dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah
dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan
tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan
binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan
manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni
kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat
fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan
cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan
pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar,
insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan
alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.
D. Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1. Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta,
rasa, dan karsa).
2. Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
3. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan
baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.
Manusia
dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik
bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya. Hakikat kodrati manusia
tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah
makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat
karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber),
manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo
socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo
economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious),
sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk
pada hukum alam.
Manusia
juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan
haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi.
Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri
khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan
yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai
mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang
terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur
dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan
demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan
kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang
tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil
dari pendidikan suatu bangsa.
§ Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya
merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi.
ü .Etika
Istilah etika berasal
dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti adat kebiasaan atau akhlak
yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan
merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup
bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan.
Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan.
Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk
bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang
menjaga tata aturan hidup.
ü Estetika
Estetika adalah ilmu yang
menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa,
sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan
penilaian perasaan
Istilah Estetika
dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa
uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia
2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara
pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi.
Berbudaya, selain
didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana
seseorang bisa merasakannya .
Manfaat nilai etika dan
estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah menyadari bahwa
mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus
diletakkan di paling awal .
ü Moral
Moral adalah kebiasaan
berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk
berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
Problematika kebudayaan
Kebudayaan
mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai
pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung
menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang
dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh
problematika kebudayaan:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
presepsi atau sudut pandang.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi
atau kejiwaan.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan
masyarakat luar.
5. Sikap etnosentrisme.
6. Perkembangan IPTEK
Manusia sebagai makhluk
beradab
Pengertian
adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan
akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja,
adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan
yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia
beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak,
berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang
berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Peradaban dapat
diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu
masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan
antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk
menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa,
system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena
dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.:
1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata
hati dan sumber kesenian.
3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan
kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat
yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun
dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang
santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya.
Orang
yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang
yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan
norma masyarakat maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan
sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala
sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak
beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran.
Manusia
tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal,
dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun
lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya
untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan
lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang
publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Peradaban
adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur
kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin
dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami
perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya
globalisasi.
1. Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi
ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
2. Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di
Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang
bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan
teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh
terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi
banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
1. Dampak Positif
o Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan
globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang
semua irasional menjadi rasional
o Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan
berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
o Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri
yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggihmerupakan
salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
2. Dampak Negatif
o Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri
yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan
begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada.
o Sikap Individualistik
Masyarakat merasa
dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial
o Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat
baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser
budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan
bebasremaja,dan lain-lain.
o Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu
komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus
modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangansosial
A. Kesimpulan
Manusia
adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Problematika
kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia.
B. Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi
belajar yang lebih tinggi lagi. Khususnya bagi generasi muda adalah calon
sarjana, jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang manusia sebagai
makhluk budaya, serta manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Lebih banyak
mempelajari maka akan lebih menguasai tentang manusia sebagai makhluk budaya ,
serta manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Daftar Pustaka
Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar