HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN PENDERITAAN
Disusun
oleh:
Aulia
Budiman (11315143)
Fakultas
:
Teknik
Sipil dan Perencanaan
Mata
kuliah :
Ilmu
Budaya Dasar
Universitas
Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT , atas berkah, rahmat, dan karunia-NYA
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Adapun tujuan disusunnya
makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan akademis yang harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan studi di tingkat
perkuliahan semester II, adapun judul dalam makalah ini adalah
mengenai “ HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENDERITAAN “.
Dalam proses
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta doa
dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala
ketulusan hati kepada,kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan dalam
menempuh pendidikan ini danteman-teman
seperjuangan khususnya fakultas SI-Teknik Sipil yang senantiasa memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini
Sangatlah
disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan didalam penyusunannya dan
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran
maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Depok, april 2016
Penulis
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Proses pendewasaan pada manusia
sangat normal dan wajar terjadi.Pada saat saat inilah manusia dapat mengenal
jati diri mereka , kebahagiaan , arti hidup dan sebagainya tidak terkecuali
dengan penderitaan. Beberapa dari mereka dapat menanggapi permasalahan yang
berujung kepada penderitaan tersebut secara bijaksana , namun tidak sedikit
pula yang tidak sanggup untuk memikul beban penderitaan hidup itu sendiri.
Banyak faktor yang berhubungan
dengan penderitaan manusia mulai dari faktor keagamaan , faktor sosial , sampai
faktor kesehatan jiwa manusia itu sendiri.Melalui penderitaan manusia bisa
lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.Melalui penderitaan seorang
manusia akan berdampak dari cara mereka bersosialisasi dengan lingkungannya ,
dan dari penderitaan ini pula kesehatan dan mental seseorang dapat berpengaruh.
1.2Perumusan
Masalah
Apa yang dimaksud dengan penderitaan, dan kekalutan
mental?
Bagaimana gejala seseorang mengalami kekalutan mental
?
Bagaimana pengaruh yang akan terjadi pada seseorang
jika mengalami penderitaan ?
Bagaimana proses-proses kekalutan mental ?
Bagaimana tahap tahap gangguan kejiwaan ?
1.3Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dari penderitaan , siksaan , dan
kekalutan mental
Mengetahui gejala gejala seseorang mengalami kekalutan
mental
Mengetahui pengaruh yang akan terjadi pada seseorang
jika mengalami penderitaan
Mengetahui proses proses kekalutan mental
Mengetahui tahap tahap gangguan kejiwaan
BAB II
ISI
2.1 Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau
menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh
manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik
maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Level penderitaan
manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu level penderitaan. Suatu
peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam
masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik,
yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan
kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta
mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan
atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih
untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara
berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan.
Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam
kemanusiaannya.
Akibat penderitaan yang
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada
orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. Mengenai
penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat
dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya
Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf
besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain
melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan
hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang
anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut.
Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan
ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya.
Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard
muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri
(kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita
yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan
dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
2.2Kekalutan Mental
Pengertian kekalutan mental
Pengertian
kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami
kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat
mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan
mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan
mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan
mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami
kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari
orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan
teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar
orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
budaya
Gelaja-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
budaya
Gelaja-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami
kekalutan mental adalah :
A.
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
B.
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
C.
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi
khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan
pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
D.
Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial
E.
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
Dampak yang
paling negatif dari kekalutan mental yaitu berujung kepada gangguan jiwa . Secara singkat gangguan jiwa dapat
diartikan sebagai terganggunya pikiran dan rohani seseorang yang menyebabkan
orang tersebut mengalami kesulitan dalam mengontrol dirinya .
Tahap – tahap gangguan kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
A.
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan
si penderita baik jasmani maupun rohaninya
B.
Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu
mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak
menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan
persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
C.
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan
yang bersangkutan mengalami gangguan
D.
Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
E.
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pada pokok bahasan yang telah
dipaparkan pada bab isi dapat kita tarik kesimpulan bahwa penderitaan merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Penderitaan merupakan dampak dari permasalahan
hidup seorang manusia yang lebih tertuju pada hal hal negatif. Namun
penderitaan itu sendiri tidak selalu berdampak buruk kepada manusia walaupun
memang kebanyakan dampak dari penderitaan itu sendiri menjadi buruk pada
kehidupan manusia.Penderitaan dapat berdampak positif kepada manusia apabia
manusia itu memiliki jiwa yang bijaksana sehingga dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari penderitaan itu sendiri.Dampak positif dari penderitaan itu
sendiri yaitu membuat manusia bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
3.2 Saran
Banyak orang yang melampiaskan
penderitaan hidup mereka ke hal hal yang berbau negatif . Sebaiknya dewasa ini
manusia lebih dapat mengatur diri mereka sehingga dapat memikul penderitaan dan
menyelesaikannya dengan baik dan bijaksana.Apalagi dewasa ini ilmu ilmu
pengetahuan jauh berkembang pesat.Orang orang dapat menyelesaikan atau
mengalihkan rasa beban penderitaan mereka dengan melakukan banyak hal hal yang
lebih positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar